Minggu, 27 Maret 2016

CONTOH NASKAH DRAMA SINGKAT TENTANG PENDIDIKAN

Contoh naskah drama tentang pendidikan
Contoh naskah drama tentang pendidikan bisa anda lihat seperti di bawah ini. Dengan latar belakang perekonomian yang berbeda-beda, ternyata tak menyurutkan semangat para pelajar ini untuk mengenyam pendidikan yang berkualitas. Berikut adalah alur dari scenario drama tersebut:
Skenario drama
1. Tema Drama : Pendidikan
2. Ritma Cerita Drama:
I)  Exposisi
Andi
Susi
Yanto
Rini
Agus
II) Permasalahan
Agus ingin berhenti sekolah karena orang tuanya tidak punya biaya .
III) Komplikasi
Andi merayu Agus agar tetap bersekolah bersama mereka.
IV) Catatan I
Rini yang tidak begitu suka dengan Agus merasa ia tidak peduli dengan apa yang akan Agus lakukan.
V) Catatan II
Andi mengajak Rini untuk bersama-sama membantu Agus agar ia bisa terus bersekolah 
VI) Kesimpulan
Agus akhirnya mencari tambahan uang dengan bekerja dan mengusulkan keringanan biaya pada sekolah.
3. Karakter
a. Protagonis (baik) : Andi
b. Antagonis (jahat) : Rini
c. Tritagonis : Yanto
d. Figuran : Susi 
4.  Latar
a.  Tempat
Di dalam ruang kelas XI IPA 1
b.  Waktu/kejadian
siang hari
c. Sosial
Agus ingin sekali mengenyam pendidikan di sekolah, namun ia tidak ingin merepotkan orang tua yang sudah kesulitan biaya.
Naskah Drama
Di jam istirahat siang ini, Agus terlihat berbeda dari biasanya. Jika lonceng berbunyi tanda istirahat telah dimulai, biasanya Agus langsung mengajak Andi dan Yanto untuk keluar kelas. Tapi tidak dengan hari ini, sehingga hal ini membuat Andi dan Yanto heran dan menghampiri Agus yang sedang tertunduk lesu.
Andi : hei Gus. Apa kamu ngga laper? Ayo ke kantin.
Agus : nggak usah deh, aku di kelas aja
Andi : kamu kenapa? Biasanya kamu paling senang kalo diajak ke kantin.
Agus : Aku sedang memikirkan sesuatu ndi.
Yanto : mikir apa sih? Serius amat. Sini cerita sama kita.
Agus : nggak ah ndi, aku malu sama kalian.
Andi : Ya ampun, ngapain sih pake malu segala. Kita kan udah berteman lama, sekelas juga udah sejak SMP. Masa masih malu juga.
Agus : hhhhhmmm. Sepertinya aku mau berhenti sekolah aja deh.
Yanto : Kamu ini ngomong apa Guuus. Kenapa harus berhenti sekolah begitu?
Agus : Aku kasihan melihat orang tuaku, tiap hari bekerja dari pagi hingga malam untuk mendapatkan sesuap nasi untukku dan adikku.
Andi : Bukannya kamu juga sudah membantu dengan berjualan koran tiap pagi?
Agus : Iya. Tapi masih belum cukup lah ndi. Kamu kan tahu sendiri adikku ada lima, perempuan semua. Otomatis uangku hanya cukup untuk sedikit menambah uang jajan kami.
Yanto : Iya ya. Mana mulai bulan ini uang sekolah kita naik kan.
Agus : Nah, makanya itu aku jadi tambah bingung sekarang ini.
Andi : Gimana kalo kamu cari tambahan kerja Ndi? Setahuku di toko Susi lagi butuh karyawan buat jaga siang.
Agus : yang benar? Coba kamu tanyakan ndi. Kamu kan lumayan dekat dengan Susi.
Yanto : Sini aku saja yang tanyakan. 
Agus : Boleh deh
Yanto : Hei Sus, denger-denger tokomu butuh karyawan ya? (Yanto menghampiri bangku Susi)
Susi : Iya nih. Ibu aku kecapekan kalo harus jaga toko dari pagi sampe malam.
Yanto : Naaah. Kebetulan banget nih Sus, gimana kalo Agus bantu-bantu di toko kamu aja?
Rini : iiiih jangan mau Sus, Agus kan anak orang susah, nanti barang kamu abis diambilin sama dia.
Susi : Gitu ya Rin?
Yanto : jangan percaya Rini, Agus itu orangnya baik banget Sus. Agamanya juga kuat, jadi kalo kamu tuduh dia seperti itu, aku sebagai temannya jelas tidak terima.
Rini : aku bener kok. Orang susah itu pasti melakukan segala cara untuk mendapatkan uang. Jadi ya jangan kaget kalo nanti Agus malah bikin toko kamu bangkrut.


Mendengar hal itu, Andi juga ikut menghampiri meja Susi dan Rini.
Andi : Hei Rini, kamu tidak boleh berprasangka buruk seperti itu. Kamu sudah kenal lama dengan Agus kan. Kalo dia emang punya niat seperti itu, pasti sudah dia lakukan dari dulu. Apa selama ini barang yang kamu bawa pernah hilang? Enggak kan.
Rini : Ya emang ngga pernah sih
Yanto : Naaah. Makanya jangan asal ngomong doong.
Rini : iya iya, maaf. Tadi Cuma bercanda aja kok.
Andi : Becandaan kamu bisa bikin orang sakit hati lho Rin. Kamu harusnya minta maaf sama Agus.
Rini : haduuh. Iya iyaa. Aku minta maaf ya Gus.
Agus : iya santai aja Rin. Udah banyak kok yang ngomonga kayak gitu. Aku udah terbiasa. Tapi kalian tahu kan aku bukan orang yang seperti itu.
Susi : Udah Gus, gini aja. Nanti aku tanyakan ibuku dulu, apa masih butuh karyawan baru. Kalo emang masih butuh, nanti aku kabari kamu
Agus : iya makasih banyak ya Sus.
Rini : Emang kamu ngapain sih Gus, kok pake jadi karyawan segala?
Agus : hehe uang orang tuaku ngga cukup buat bayar sekolah Rin. Jadi aku harus cari tambahan sendiri biar bisa lanjut.
Susi : Oiya rin, ibu kamu kan guru di sini, gimana kalo kamu nanya ke ibu kamu. Apa ada bantuan untuk murid yang kurang mampu gitu.
Rini : ah males banget nanya-nanya begituan. Buat Agus pula.
Andi : Ya ampun Rinii. Kenapa masih segitunya sama Agus sih. Agus kan Ngga salah apa-apa sama kamu.
Rini : aku ngga suka bergaul sama orang susah macam Agus ini ya. Apalagi sampe ikut campur urusannya.
Andi : seharusnya kamu ngga perlu malu punya teman seperti Agus. Dan harusnya kamu ikut bangga. Di tengah keterbatasan yang Agus punya, dia masih punya tekad yang kuat untuk belajar.
Rini : …..
Yanto : Jadi gimana Rin?
Rini : Gini ya, kemaren aku dengar ibu aku bilang emang ada bantuan buat murid yang kurang mampu. Kalo ngga salah sih ada potongan gitu, besarnya tergantung pada kondisi murid.
Agus : Aku boleh minta tolong ngga Rin? Kasih tau gimana caranya dapetin itu.
Rini : ya udah, nanti aku anter ke ibu aku deh. Biar ibuku yang bantu kamu.
Agus : Makasih Riiin. Makasih banyak.
Akhirnya Agus diajak ke kantor guru bersama Rini saat itu juga dan akhirnya berhasil mendapatkan keringanan biaya sekolah dengan mudah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar